BAB 8
KEAMANAN DAN
KONTROL SISTEM INFORMASI
8.1 Pentingnya
Pengendalian Sistem Informasi
Pengendalian yang dimaksud dalam makalah ini adalah sejauh
mana pengendalian aplikasi mempunyai peran dalam mencegah dan mendeteksi adanya
kesalahan-kesalahan. Sebuah pengendalian dikatakan berhasil ketika
kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir. Betapa pentingnya informasi dalam
kehidupan manusia, sehingga informasi yang datang tidak boleh terlambat , tidak
boleh bias(berat sebelah) harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan relevan
dengan penggunanya,sehingga informasi tersebut menjadi informasi yang
berkualitas dan berguna bagi pemakainya. Untuk mendapatkan informasi yang
berkualitas perlu dibangun sebuah sistem informasi sebagai media pembangkitnya.
Sistem informasi merupakan cara menghasilkan informasi yang berguna . informasi
yang berguna akan mendukung sebuah keputusan bagi pemakainya. Pendekatan sistem
adalah suatu prosedur langkah demi langkah yang digunakan dalam memecahkan
masalah. Tiap langkah mencakup satu keputusan atau lebih, dan untuk tiap
keputusan diperlukan informasi.
I.
Pengendalian
dalam system
Pengendalian
dalam sebuah sistem pada dasarnya berarti menjaga agar sistem beroperasi dalam
batas prestasi tertentu. Sebuah sistem yang berada dalam kendali akan beroperasi
dalam batas toleransi yang telah ditentukan.
Keluaran dari sebuah sistem
kadang-kadang tidak sesuai dengan keluaran yang semestinya (standar), hal ini
membutuhkan pengendalian melalui sistem umpan balik untuk mencari
gangguan-gangguan yang menghambat, sehingga terjadi hal seperti itu. Agar
sistem umpan balik itu dapat berjalan baik maka sistem harus memiliki standar
keterukuran keluaran, sensor yang dapat menangkap kondisi setiap keluaran, alat
yang dapat membandingkan keluaran yang terjadi dengan keluaran standar, serta
alat yang bergerak mengoreksi masukan. Oleh karena sistem keorganisasian
mempunyai sifat terbuka, berbagai kemungkinan gangguan bisa terjadi dan tidak
terduga. Mengingat hal itu manajer harus mampu dan siap menghadapi segala kemungkinan
gangguan dalam hal inilah berlaku “hukum variasi kebutuhan pengendalian”. Tentu
saja tidak seluruh tanggapan korektif dari sistem umpan balik harus diterima,
hal ini akan tergantung kepada kepentingan organisasi, karena itu berlaku
fungsi penyaringan. Artinya hal-hal yang tidak prinsipil dan tidak terlalu
mengganggu jalannya organisasi tanggapan korektif bisa diabaikan. Adapun
beberapa unsur pengendalian adalah sebagai berikut :
1. suatu standar yang memmemperincikan
prestasi yang diharap.hal ini besa berupa anggaran prosedur pengoperasian,atau
suatu algoritma keputusan.
2. suatu ukuran prestasi aktual.
3. suatu perbandingan antara prestasi
yang diharapkan dan nyata.
4. suatu laporan penyimpangan pada
sebuah unit pengendalian, misalnya seorang manajer
5. suatu rangkaian tindakan yang
diambil unit pengendalian untuk mengubah prestasi mendatang kalau saat ini ada
keadaan yang kurang menguntungkan disertai serangkaian aturan keputusan untuk
pemilihan jawaban yang tepat.
II. Pengertian Sistem
Sistem informasi dengan pendekatan
sistem manusia/mesin akan memadukan dua unsur, yaitu unsur manusia dengan unsur
mesin. Sistem manusia merupakan sistem terbuka dan probabilistik, sedangkan
sistem mesin atau komputer merupakan sistem relatif tertutup dan deterministik.
Dengan memadukan dua sistem dengan karakter yang berbeda; maka akan terjadi
saling mengisi dan saling melengkapi, sehingga bila salah satu sistem tidak
ada, sistem informasi tidak akan jalan; meskipun dalam pelaksanaannya terdapat
berbagai jenis kombinasi dari kedua unsur tersebut. Untuk lebih memahami
karakteristik sistem dengan segala seluk-beluk yang terdapat di dalamnya,
dilakukan dengan pengunsuran (factoring), dengan demikian akan dapat diketahui
sampai bagian-bagian yang sekecil-kecilnya. Dalam menganalisis sistem yang
besar dengan jumlah subsistem dan interface yang sangat banyak, akan sangat
rumit dilakukan, Untuk menyederhanakan sistem yang besar itu biasa dilaksanakan
dengan simplifikasi dan pemisahan. Sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian
yang bergabung untuk satu tujuan. Model dasarnya adalah masukan, pengolahan,
dan keluaran, tetapi dapat pula dikembangkan hingga menyertakan pula
penyimpanan. Sistem dapat terbuka atau tertutup, tetapi sistem informasi
biasanya adalah sistem terbuka, berarti menerima beberapa masukan tak
terkendali dari lingkunganya. Beberapa jenis sistem adalah :
1.
Sistem
Deterministik dan Probabilistik
Disebut deterministik jika sebuah
sistem beroperasi dalam cara yang dapat diramalkan secara tepat. Disebut
probabilistik jika sistem masih ada kemungkinan-kemungkinan dan ada sedikit
kesalahan atas ramalan terhadap jalannya sistem.
2.
Sistem
Tertutup dan Terbuka
*Sistem tertutup tidak bertukar
materi, informasi atau energi dengan lingkungannya.
*Sistem terbuka mengadakan penukaran
informasi, materi atau energi dengan lingkungannya.
3. Sistem Manusia/ Mesin
Ada berbagai kemungkinan untuk mengadakan kombinasi antara manusia dan
mesin . sistem manusia/mesin dapat mengandalkan mesin dan memakai manusia hanya
sebagai monitor atau operasi mesin. Atau pada ekstrim lain, sebuah sistem dapat
menekankan pada manusia sehingga mesin hanya melaksanakan peran pendukung
seperti menyediakan perhitungan atau mencari data.
III.
Pengertian
Informasi
Terdapat perbedaan tentang
pengertian informasi dalam percakapan sehari-hari dengan yang digunakan pada
sistem informasi manajemen. Pada sistem informasi, istilah informasi mempunyai
karakter tersendiri, diantaranya memiliki nilai dalam prosses pengambilan
keputusan. Sehubungan dengan itu informasi dapat diartikan sebagai data mentah,
data tersusun, atau kapasitas sebuah saluran komunikasi. Selain itu informasi
dapat memperkaya penyajian, atau mempunyai nilai kejutan, yaitu mengungkapkan
sesuatu yang penerimanya tidak tahu atau tidak menyangka sebelumnya. Informasi
dapat mengurangi ketidakpastian, karena informasi dapat mengubah
kemungkinan-kemungkinan hasil yang diharapkan melalui sebuah keputusan.
Berdasar-kan pada hal-hal tersebut di atas, maka informasi dalam SIM dapat
didefinisikan sebagai berikut: Informasi adalah data yang telah diolah menjadi
sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya, dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan saat ini atau yang akan datang. Suatu informasi bisa merupakan bahan
jadi bagi pengambil keputusan tahapan tertentu, tetapi bisa pula merupakan bahan
mentah bagi pengambil keputusan untuk tahapan berikutnya. Definisi umum untuk
“informasi” dalam pemakaian system informasi adalah sebagai berikut:
Informasi adalah data yang telah
diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam
mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Informasi, dalam lingkup sistem
informasi, memiliki beberapa ciri :
- Benar atau
salah. Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima
informasi yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.
- Baru. Informasi
dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya.
- Tambahan.
Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada informasi
yang telah ada.
- Korektif.
Informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi salah atau palsu
sebelumnya.
- Penegas.
Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih berguna
karena meningkatkan persepsi penerimanya atas kebenaran informasi
tersebut.
Adapun fungsi-fungsi informasi adalah sebagai berikut
:
- Untuk
meningkatkan pengetahuan bagi si pemakai
- Untuk
mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan
pemakai
- Menggambarkan
keadaan yang sebenarnya dari sesuatu hal.
IV.
Jenis-jenis
sistem informasi
Sistem informasi dikembangkan untuk
tujuan yang berbeda-beda tergantung pada kebutuhan bisnis. Oleh sebab itu jenis
sistem informasi adalah sebagai berikut : Transaction Processing System (TPS) berfungsi pada level
organisasi; Office Automation System (OAS)
dan pendukung Knowledge Work System (KWS) yang bekerja pada level knowledge.
Sistem-sistem pada level yang lebih tinggi meliputi Sistem Informasi Manajemen
(SIM), dan Decision Support System(DSS). Sistem ahli menerapkan keahlian
pembatasan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan khusus dan
terstruktur. Pada level manajemen strategis kita menemukan Executive Support System (ESS), Group
Decision Support System (GDSS), dan yang lebih umum dijelaskan sebagai Computer Supported Collaboration Work
Systems (CSCWS) yang membantu para pembuat keputusan untuk
beranekaragaman organisasi tak terstruktur atau semi terstruktur.
1.
Transaction Processing System (TPS)
Transaction
Processing System
(TPS) adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk
memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti
daftar gaji dan inventarisasi. TPS menghapus rasa bosan saat melakukan
transaksi operasional sekaligus mengurangi waktu, meskipun orang masih harus
memasukkan data ke sistem komkputer secara manual.
Transaction
Processing System
merupakan sistem tanpa batas yang memungkinkan organisasi berinteraksi dengan
lilngkungan eksternal. Karena manajer melihat data-data yang dihasilkan oleh
TPS untuk memperbaharui informasi setiap menit mengenai apa yang terjadi di
perusahaan mereka. Dimana hal ini sangat peting bagi operasi bisnis dari hari
ke hari agar sistem-sistem ini dapat berfungsi dengan lancar dan tanpa
interupsi sama sekali.
2.
Office Automation System (OAS) dan Knowledge Work System (KWS)
Office
Automation System (OAS)
mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru
melainkan hanya menganalisis informsi sedemikian rupa untuk mentransformasikan
data atau untu memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum membaginya
atau menyebarkannya secara keseluruhan, dengan organisasi dan,
kadang-kadang, diluar itu. Aspek-aspek OAS yang sudah kita kenal seperti word
proessing, spreadsheets, destop, publishing, electronic scheduling dan
komunikasi melalui voice mail, email, dan video confrencing. Knowledge Work System
(KWS) mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur,
dan doktor dengan membantu mereka menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan
mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM)
tidak menggantikan Transaction Processing Systems; melainkan semua SIM mencakup
pengolahan transaksi. SIM adalah sistem informasi yang sudah terkomputerisasi
yang bekerja karena adanya interaksi antara manusia dan komputer. Dengan
bantuan manusia, perangkat lunak (program komputer) dan perangkat keras
(komputer, printer, dan lain-lain) agar berfungsi dengan baik, SIM mendukung
spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari Transaction Processing
Systems, termasuk analisis keputusan dan pembuatan keputusan.
Untuk mengakses informasi, pengguna
SIM membagi basis data biasa. Basis data menyimpan data-data dan model yang
membantu pengguna menginterprestasikan dan menerapkan data-data tersebut. SIM
menghasilkan output informasi yang digunakan untuk membuat keputusan. SIM juga
dapat membantu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah
terkomputerisasi, meski tidak berupa suatu struktur tunggal.
4.
Decision Support System
(DSS)
Kelas sistem informasi
terkomputerisasi pada level yang lebih tinggi adalah Decision Support System (DSS). DSS hampir sama dengan SIM
tradisional kerena keduanya sama-sama tergantung pada basis data sebagai sumber
data. DSS berangkat dari SIM tradisional kerena menekankan pada fungsi
mendukung pembuatan keputusan di seluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan
aktual masih wewenang eklusif pembuat keputusan. DSS lebih sesuai untuk
orang-orang atau kelompok yang menggunakannya daripada SIM tradisional.
8.2 Tugas
Pengendalian dalam Sistem Informasi Berbasis Komputer
Selama
fase disain dan analisis dari siklus hidup system, Analis System, DBA dan
Manajer Jaringan membangun fasilitas kontrol tertentu dalam disain system.
Selama fase implementasi, programmer menggabungkan kontrol tersebut ke dalam
system. Disain system dikontrol dengan cara menggabungkan kontrol software
menjadi lima bagian pokok. Untuk memastikan bahwa CBIS yg diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan pemakai atau
berjalan sesuai rencana
1. Fase
Perencanaan Mendefinisikan tujuan dan kendala
2. Fase
Analisis & DisainMengidentifikasi kebutuhan informasi
Menentukan kriteria penampilan Menyusun disain dan standar operasi CBIS
Menentukan kriteria penampilan Menyusun disain dan standar operasi CBIS
3. Fase
ImplementasiMendefinisikan program pengujian yang dapat diterima Memastikan
apakah memenuhi criteria penampilan Menetapkan prosedur utk memelihara CBIS
4. Fase
Operasi & KontrolMengontrol CBIS selagi berevolusi selama fase
SLCMemastikan bahwa CBIS yang diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan
Tujuan untuk memastikan bahwa
disainnya bisa meminimalkan kesalahan,mendeteksi kesalahan dan mengoreksinya.
Kontrol tidak boleh diterapkan jika biayanya lebih besar dari manfaatnya. Nilai
atau
manfaat adalah tingkat pengurangan resiko.
manfaat adalah tingkat pengurangan resiko.
1. Permulaan Dokumentasi Sumber
Perancangan dokumentasi
Pemerolehan dokumentasi
Kepastian keamanan dokumen
Perancangan dokumentasi
Pemerolehan dokumentasi
Kepastian keamanan dokumen
2. Kewenangan
Bagaimana entry data akan dibuat menjadi dokumen dan oleh siapa
Bagaimana entry data akan dibuat menjadi dokumen dan oleh siapa
3. Pembuatan Input Komputer
Mengidentifikasi record input yang salah dan memastikan semua data inputdiproses
Mengidentifikasi record input yang salah dan memastikan semua data inputdiproses
4. Penanganan Kesalahan
Mengoreksi kesalahan yang telah dideteksi dan menggabungkan record ygtelah dikoreksi ke record entry
Mengoreksi kesalahan yang telah dideteksi dan menggabungkan record ygtelah dikoreksi ke record entry
5. Penyimpanan Dokumen Sumber
Menentukan bagaimana dokumen akan disimpan dan dalam kondisi
bagaimana dapat dikeluarkan
Menentukan bagaimana dokumen akan disimpan dan dalam kondisi
bagaimana dapat dikeluarkan
6. Permulaan Transaksi (Transaction Origination)
Perekaman satu elemen data/lebih pada dokumen sumber
Perekaman satu elemen data/lebih pada dokumen sumber
Kontrol pengoperasian sistem
dimaksudkan untuk mencapai efisiensi dankeamanan. Kontrol yang memberikan
kontribusi terhadap tujuan ini dapat diklasifikasikan
menjadi 5 area :
menjadi 5 area :
1. Struktur organisasional
Staf pelayanan informasi diorganisir menurut bidang spesialisasi. Analisis, Programmer, dan Personel operasi biasanya dipisahkan dan hanya mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk area pekerjaannya sendiri.
Staf pelayanan informasi diorganisir menurut bidang spesialisasi. Analisis, Programmer, dan Personel operasi biasanya dipisahkan dan hanya mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk area pekerjaannya sendiri.
2. Kontrol perpustakaan
Perpustakaan komputer adalah sama dengan perpustakaan buku, dimana didalamnya ada pustakawan, pengumpulan media, area tempat penyimpanan media dan prosedur untuk menggunakan media tersebut. Yang boleh mengakses perpustakaan media hanyalah pustakawannya.
Perpustakaan komputer adalah sama dengan perpustakaan buku, dimana didalamnya ada pustakawan, pengumpulan media, area tempat penyimpanan media dan prosedur untuk menggunakan media tersebut. Yang boleh mengakses perpustakaan media hanyalah pustakawannya.
3. Pemeliharaan Peralatan
Orang yang tugasnya memperbaiki computer yang disebut Customer Engineer (CE) / Field Engineer (FE) / Teknisi Lapangan menjalankan pemeliharaan yang terjadwal / yang tak terjadwal.
Orang yang tugasnya memperbaiki computer yang disebut Customer Engineer (CE) / Field Engineer (FE) / Teknisi Lapangan menjalankan pemeliharaan yang terjadwal / yang tak terjadwal.
4. Kontrol lingkungan dan
keamanan fasilitas
Untuk menjaga investasi dibutuhkan kondisi lingkungan yang khusus seperti ruang computer harus bersih keamanan fasilitas yang harus dilakukan denganpenguncian ruang peralatan dan komputer.
Untuk menjaga investasi dibutuhkan kondisi lingkungan yang khusus seperti ruang computer harus bersih keamanan fasilitas yang harus dilakukan denganpenguncian ruang peralatan dan komputer.
5. Perencanaan disaster
i. Rencana Keadaan darurat
Prioritas utamanya adalah keselamatan tenaga kerja perusahaan
ii. Rencana Backup
Menjelaskan bagaimana perusahaan dapat melanjutkan operasinya dari ketika terjadi bencana sampai ia kembali beroperasi secara normal.
iii. Rencana Record Penting
Rencana ini mengidentifikasi file data penting & menentukan tempat penyimpanan kopi duplikat.
iv. Rencana Recovery
Rencana ini mengidentifikasi sumber-sumber peralatan pengganti, fasilitas komunikasi da pasokan-pasokan.
i. Rencana Keadaan darurat
Prioritas utamanya adalah keselamatan tenaga kerja perusahaan
ii. Rencana Backup
Menjelaskan bagaimana perusahaan dapat melanjutkan operasinya dari ketika terjadi bencana sampai ia kembali beroperasi secara normal.
iii. Rencana Record Penting
Rencana ini mengidentifikasi file data penting & menentukan tempat penyimpanan kopi duplikat.
iv. Rencana Recovery
Rencana ini mengidentifikasi sumber-sumber peralatan pengganti, fasilitas komunikasi da pasokan-pasokan.
Referensi
1. http://priambodo666.wordpress.com/2009/12/17/keamanan-dan-kontrol-sistem-informasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar